"Selain itu dari kualitas jika dipakai terus, baru beberapa minggu alat itu sudah jebol. Nggak bisa diperbaiki, harus ganti baru. Padahal mahal," jelasnya.
Jika pun narapidana tertangkap basah menggunakan gawai dalam kamar pesakitannya, untuk memberantasnya, Didik kembali akui bahwa masih kesusahan. Para warga binaan yang tertangkap basah, memilih membisu. Padahal jika ada oknum sipir yang memberikan alat komunikasi, bisa ditindak tegas.
"Yah sulit lah untuk memberantasnya. Kalau narapidana ketangkap kan, bungkam seribu bahasa. Kalau ngomong dikasih pegawai kan bisa kita tangkap juga pegawainya, padahal itu bagian dari justice colaboration kan," imbuhnya.
Walau susah dalam pengungkapan alat komunikasi yang digunakan warga binaan, pihaknya akan melakukan pengetatan kembali.
Dan, akan menyelidiki bagaimana alat komunikasi bisa masuk dalam Lapas dan Rutan. Jika pun ada yang terbukti menggunakan dan membantu, akan diberikan sanksi.
"Tentu akan kami sanksi tegas jika ditemukan bukti-buktinya," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)