Rencana panjang terkait diskusi pemikiran semacam ini akan terus dilakukan. Nando berharap lebih jauh bahwa dengan diskusi ini ada koneksi dan interkoneksi antara pemikiran masa kini, masa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga tidak ada keterputusan sejarah.
Di tengah budaya visual dan budaya gawai atau gatjet, kita perlu membumikan budaya literasi dan pemikiran sebagai penyeimbang.
"Memang peminatnya sedikit tapi itulah cara kita merayakan ruang yang hampir kosong tersebut," Jelas ketua Badko HMI Kaltimtara 2016 - 2018 dan pengurus GP Ansor Kaltim 2015 -2019.
Nando pun berjanji bahwa diskusi diskusi seperti ini akan terus di inisiasi secara berkelanjutan sebagai cara memberi ruang generasi muda untuk bersilaturahmi dan tukar gagasan yang produktif.
"Diskusi seperti ini Insha Allah akan terus gelar secara berkelanjutan," pungkasnya.
Diskusi ini sendiri menghadirkan Narasumber DR.Murjani. SH. M.Hum selaku akademisi dan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fadli Ahmad Penulis Buku "Setelah pluralisme apa lagi". Peserta diskusi tercatat sejumlah 80 orang rata rata dari kalangan mahasiswa, aktivis, pegiat sosial dan dosen. (tim redaksi Diksi)