DIKSI.CO, SAMARINDA - Dalam rangka memperingati hari lahir (Harlah) Cendikiawan Muslim Indonesia Prof.DR. Nurcholish Madjid atau akrab disapa Cak Nur, pemuda kaltim gelar diskusi yang bertema "Fikiran, Karya dan Kontroversi Sang Begawan Ide".
Diskusi digelar di Setiap Hari Coffee jalan Juanda, Samarinda, Senin (22/3/2021) malam.
Erlyando Saputra selaku inisiator acara menyampaikan tujuan diadakannya peringatan Harlah Harlah Cak Nur.
"Ini kita peringati untuk kembali membumikan fikiran-fikiran besar Cak Nur tentang Islam, Kemoderenan dan Keindonesian," ungkapnya.
Cak Nur lahir pada 17 Maret 1939, meninggal di Jakarta, 29 Agustus 2005.
Cak Nur menurutnya adalah satu dari sedikit tokoh di indonesia yang mampu menjawab secara tuntas tentang problematika Islam dan ke Indonesiaan dan bagaimana seyogyanya sikap umat islam dalam menghadapi modernisasi.
"Beliau tokoh yang dalam tanda petik idenya radikal, sehingga memang melahirkan berbagai macam perdebatan dan kontroversi tentang sosok dan pemikirannya. Seperti yang di katakan sendiri oleh Cak Nur "saya ini tidak keras tetapi ide saya yang keras". Jelas Nando sapaan akrabnya.
Rencana panjang terkait diskusi pemikiran semacam ini akan terus dilakukan. Nando berharap lebih jauh bahwa dengan diskusi ini ada koneksi dan interkoneksi antara pemikiran masa kini, masa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga tidak ada keterputusan sejarah.
Di tengah budaya visual dan budaya gawai atau gatjet, kita perlu membumikan budaya literasi dan pemikiran sebagai penyeimbang.
"Memang peminatnya sedikit tapi itulah cara kita merayakan ruang yang hampir kosong tersebut," Jelas ketua Badko HMI Kaltimtara 2016 - 2018 dan pengurus GP Ansor Kaltim 2015 -2019.
Nando pun berjanji bahwa diskusi diskusi seperti ini akan terus di inisiasi secara berkelanjutan sebagai cara memberi ruang generasi muda untuk bersilaturahmi dan tukar gagasan yang produktif.
"Diskusi seperti ini Insha Allah akan terus gelar secara berkelanjutan," pungkasnya.
Diskusi ini sendiri menghadirkan Narasumber DR.Murjani. SH. M.Hum selaku akademisi dan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fadli Ahmad Penulis Buku "Setelah pluralisme apa lagi". Peserta diskusi tercatat sejumlah 80 orang rata rata dari kalangan mahasiswa, aktivis, pegiat sosial dan dosen. (tim redaksi Diksi)