"Melakukan pengawasan, penelitian, dan edukasi adalah cara terbaik untuk mencegah pandemi ini sebelum terjadi," sambungnya.
Guna mengetahui lebih lanjut terkait studi ini, Anda bisa mengakses jurnal ilmiah berjudul Detection of Novel Coronaviruses in Bats in Myanmar di alamat https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0230802.
Pada bagian atas jurnal ilmiah itu, tertulis 'Peer-Reviewed' yang memiliki maksud karya ilmiah telah diulas oleh rekan sejawat atau pakar di bidang kajian yang sama sebelum layak untuk dipublikasikan.
Mengutip The New York Post, dokter hewan satwa liar di Program Kesehatan Global Smithsonian, Marc Vaitutto mengatakan fenomena tersebut mengingatkan betapa dekatnya hubungan kesehatan antara manusia dan hewan di suatu lingkungan.
"Di seluruh dunia, manusia berinteraksi dengan satwa liar dengan frekuensi yang semakin meningkat, sehingga semakin kita memahami tentang virus ini bisa bermutasi dari hewan ke manusia atau spesies lain," kata Marc.
Saat ini, jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di seluruh dunia per hari ini (15/4) mencapai 1.986.986 jiwa, 126.812 meninggal dunia, sementara pasien sembuh mencapai 494.368. Amerika Serikat saat ini menjadi bagian dari negara yang paling banyak terinfeksi Covid-19 mencapai 560.000 orang. (*)
Artikel ini telah tayang di CNNIndonesia.com dengan judul "6 Virus Corona Baru Ditemukan Pada Kelelawar di Myanmar" https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200415191640-199-493930/6-virus-corona-baru-ditemukan-pada-kelelawar-di-myanmar