Abdullah mengakui ada penurunan jumlah pelayanan sejak membatasi pelayanan tatap muka.
"Perhari biasanya hingga 3.000 dokumen, sekarang maksimal 2.000 dokumen yang kami layani perharinya," terangnya.
Sejak Covid-19 merebak pertengahan Maret 2020 di Samarinda, Disdukcapil telah menggunakan aplikasi Dukcapil Go Digital untuk pelayanan secara daring.
"Kami sudah terapkan sejak 2018, namun belum maksimal. Sejak Covid-19 merebak, masyarakat perlahan mulai beralih ke digital," tambahnya.
Penerapan sistem pelayanan daring diakui Abdullah cukup membantu pemerintah guna menekan laju penyebaran Covid-19.
"Sekarang mulai dirasakan masyarakat, semua pelayanan bisa dilakukan secara daring. Tidak harus ke kantor kami untuk mengurus keperluan mereka," pungkas Abdullah. (tim redaksi Diksi)