Hal ini, menurut Galih, cukup aneh kenapa seorang kepala sekolah harus membawa senjata api.
“Kenapa harus bawa senjata api, itu yang jadi aneh, bisa memicu tindakan anarkistis,” katanya.
Untuk jaga-jaga
Senjata api dibawanya hanya untuk membela diri jika terjadi keributan yang tidak diinginkan.
Menurut Dadang, saat terjadi dialog, banyak pihak yang mencoba melakukan provokasi.
Sementara, dirinya saat itu datang ke gedung Toserba hanya dengan stafnya dari sekolah.
Dadang merasa jika terjadi keributan, ia tidak akan sanggup melawan hingga akhirnya ia membawa senjata api.
“Takut terjadi apa-apa, saya bawa senjata dan disimpan di celana, waktu itu saya pakai celana pendek karena sedang olahraga,” katanya, Selasa (9/6/2020) kepada wartawan di SMKN 1 Garut.
Dadang mengaku, senjata api itu didapat secara legal dan ia memiliki surat-surat bukti kepemilikan senjata yang sah.