Ia mengatakan bahwa saat ini, Pemkot Samarinda juga telah merencanakan pembangunan insinerator sebagai langkah konkret untuk mengurangi timbunan sampah insinerator ini direncanakan dapat beroperasi selama 24 jam penuh dengan menggunakan teknologi pembakaran diharapkan dapat mengurangi sekitar 60 ton sampah per insinerator setiap harinya.
"Jika percobaan ini berhasil, kami akan mempertimbangkan untuk memasang dua atau tiga unit insinerator di TPA Sambutan, dan kemungkinan besar di beberapa kecamatan dengan volume sampah besar," jelasnya.
Pemasangan insinerator ini diharapkan dapat mengurangi beban TPA Sambutan yang semakin padat setiap harinya. Selain itu, pemerintah kota juga berencana untuk memperluas luas TPA Sambutan.
"Medanya memang berbukit dan kami harus memotong gunung untuk memperluas area pembuangan sampah. Ini tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar," ujarnya.
Andi Harun juga mengungkapkan pentingnya kerja sama dengan PLN untuk memastikan pasokan listrik yang cukup bagi pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah termasuk insinerator.
Berdasarkan peninjauan lapangan, pihak PLN menyatakan bahwa tidak dibutuhkan dana besar untuk membangun fasilitas listrik, yang diperkirakan dapat selesai pada akhir Januari 2025 dengan kapasitas 3 megawatt. (*)