Sabtu, 23 November 2024

Terus Longsor, Warga di Samarinda Segel Perumahan

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Selasa, 16 Juni 2020 8:21

Longsor kembali mengancam warga di Jalan Damai akibat hujan deras dan tanggul yang tak diseriusi oleh pengembang perumahan/ IST

DIKSI.CO, SAMARINDA - Intensitas hujan lebat yang mengguyur sebagian wilayah Kota Tepian, Senin (15/6/2020) kemarin langsung berdampak pada aktivitas warga.

Selain banjir, momok longsor juga kembali terjadi.

Bahkan warga tedampak di Jalan Damai, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir, Selasa (16/6/2020)  siang tadi, melakukan aksi protes dengan melakukan penyegelan perumahan yang menjadi titik longsor tersebut. 

Dijelaskan warga Gang Intifadah, bernama Dayono (70) kalau kejadian serupa telah terjadi dua kali pada tahun ini.

Pertama pada Januari silam, dan sekarang pada Juni saat ini. Selama dua kali tertimpa musibah tersebut, kata Daryono pihak pengembangan perumahan di daerah itu tak melakukan penanganan serius. Seperti tanah yang keluar dari tanggul pada longsor pertama, cuman dibersihkan dan dikembalikan lagi ke dalam tanggul tersebut. 

"Ini longsor lagi sampai menutup badan jalan," jelasnya. 

Meski demikian, lanjut Daryono, pihak pengembang perusahaan memang kerap berganti.

Dan yang menjadi soal adalah tanggul bentukan pihak pengembang pertama  yang dirasa alakadarnya.

"Bagaimana tidak roboh turapnya dua meter, kaki pondasi turap cuma 70 sentimeter, sedangkan tanah bukit diatasnya sekitar lima meter," keluhnya.

Selain itu, diketahui pada April lalu antara warga dan pihak pengembang telah membuat kesepakatan harus melangsungkan pengerjaan tanggul baru, dan selesai pada Oktober mendatang. 

"April itu tidak ada pengerjaan, cuma buka parit saja. Itu pun ditegur dulu baru dikerjakan," tegasnya. 

Terpisah, Lurah Sidodamai Surayjin menuturkan setelah mendapat informasi longsor tersebut pihaknya langsung turun melakukan pengecekan.

Dari pantauannya, ia mengaku kalau dalam waktu dekat hujan lebat kembali terjadi dan longsor betambah, maka akan semakin berbahaya dampaknya bagi warga sekitar. 

"Artinya bila sekali lagi terjadi, maka akan menghantam pemukiman warga. Dari survei kami, dugaan terjadinya (longsor) itu karena ada pematangan lahan dari perumahan," bebernya. 

Selain itu, pada longsor kali ini Surayjin mencatat ada 12 Kepala Keluarga (KK) dengan 41 Jiwa di RT 31 dan 27 yang terdampak akibat perihal tersebut.

Dan ada 4 bangunan yang bergeser pondasinya. Dampak tanah pun juga sampai menutup badan jalan sepanjang 15 meter dengan lebar 3 meter. 

"Mereka kemarin sudah komitmen. Tapi pasca kejadian di Januari tidak ada action, hanya kerjakan sebentar baru hilang. Maksud kami harus totallah kerjakannya, ini kan buat kepentingan publik. Kendala mereka itu di dana dan alat. Tapi kalau bicara tanggungjawab ya harus jalankan," pungkasnya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews