Sementara itu, dilansir lampung.kemenag.go.id, dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan,” (HR Ath Thoyalisi).
Matahari pagi dalam keadaan jernih, tidak ada pancaran sinar
Dari Abi bin Ka’ab, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Subuh baru dari malam Lailatul Qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik” (HR Muslim).
Bulan pada malam hari seperti separuh bulatan
Dari Abu Hurairah berkata, “Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata: Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan” (HR Muslim).
Meskipun malam Lailatul Qadar memiliki tanda-tanda kemunculan, namun tidak semua orang bisa merasakannya.
Hal ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thobari.
Rasulullah SAW mengatakan, “Itu (tanda-tanda Lailatul Qadar) tidak mesti, seorang Muslim bisa saja mendapatkan malam mulia tersebut dan ia tidak melihat atau mendengar sesuatu dari tanda-tanda itu,” pungkasnya.
Mengutip laman aceh.kemenag.go.id Kasi Bina Umrah dan Haji Khusus H Azhar MA memberikan penjelasannya.
Orang-orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah orang yang mulia.
Salah satunya ciri-ciri Ada orang yang mendapatkan Lailatul Qadar adalah orang yang selalu beriman kepada Allah SWT.