“Dampaknya memang luar biasa. Itu tahun 2021 yang paling parah, enam sampai tujuh kali tanam padi selalu gagal. Ini diduga akibat tambang ilegal. Termasuk peternak, mereka juga terdampak karena kandang ternak selalu terkena banjir,” keluhnya.
Menurut Demmu, sejak pemerintah pusat melonggarkan aturan terkait pertambangan dengan memberikan sedikit kewenangan kepada Pemda, aktivitas pertambangan ilegal di Kaltim mulai ikut berkurang, lantaran Pemda melakukan sedikit intervensi.
Tetapi, sambung Demmu, ia mengingatkan pemerintah daerah untuk juga terus meningkatkan pengawasannya terhadap para pelaku penambangan.
“Di Kaltim mulai mereda, karena Jakarta mulai memberikan sedikit kewenangan pada daerah dan adanya intervensi, karena mungkin mereka baru sadar bahwa tambang ilegal banyak masalahnya, ketimbang manfaat bagi kita, sehingga bisa ditertibkan,” pungkasnya. (adv/kominfo)