DIKSI.CO, KUTAI TIMUR - Rabu (26/7/2023) kemarin, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budisatrio Djiwandono lakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Politisi Partai Gerindra itu akan menghadiri bimbingan teknis (bimtek) soal perkebunan khususnya kelapa sawit bagi sejumlah kelompok tani selama 3 hari berturut-turut.
Dalam kesempatan itu, Budisatrio mengatakan, selaku perwakilan rakyat di Senayan yang membidangi pertanian, pangan dan maritim mendukung peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang perkebunan kelapa sawit.
"Dalam rangka kegiatan Bimtek ini, komisi IV salah satunya membidangi pertanian, kami fokus meningkatkan sektor pertanian, tiap tahun kami mendorong bantuan ada yang bentuknya fisik adaa yang non fisik," ungkapnya di hadapan para perwakilan kelompok tani, Kamis (27/7/2023).
Kegiatan yang digelar di Hotel Kutai Permai, Jalan Yos Sudarso 1, Sangatta, Kutim itu fokus membahas upaya peningkatan produksi dan produktifitas kelapa sawit.
Dimana, kata Budisatrio Kutim salah satu fokus wilayah dalam peningkatan sektor pertanian kelapa sawit sebab lokasi perkebunan kelapa sawit di Kutim sangat luas.
Namun, permasalahan yang masih ditemui di bidang perkebunan kelapa sawit salah satunya terjadi gejolak harga buah kelapa sawit yang sangat rendah.
"Saya pernah menjumpai harga buah kelapa sawit yang paling rendah sampai Rp 300 sampai Rp 500 per kilogram, kalau sekarang harganya Rp 1.500 ya, kelemahan kita pada hilirisasi yang belum ada," ucapnya.
Dimana, pabrik pengolah buah kelapa sawit di Kutai Timur masih belum ada padahal jika pabrik tersebut diadakan, ekonomi perkebunan kelapa sawit akan berkembang.
Untuk itu, ia selaku perwakilan Komisi IV DPR RI mendukung penuh di bidang pertanian sehingga melalui bimtek tersebut, diharapkan ilmu yang didapat bisa bermanfaat dalam meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit milik rakyat.
"Selain bantuan fisik berupa alat-alat produksi, pupuk organik, pendukung pertanian seperti embung, itu juga kami fokus meningkatkan SDM para petani kita agar produksinya maksimal," pungkasnya. (*)