Dilengkapi teknologi besar dan pompa yang dengan sistem sensor, bekerja 24 jam. Pintu air akan tertutup otomatis ketika level air Mahakam naik.
"Dan secara desain kita memberi ruang sekitar 5 - 6 meter, dengan sistem dua pintu untuk memungkinkan kapal klotok, ketinting bisa tetap lalu lalang masuk di pintu air tersebut," terangnya.
"Ketika ini terbangun maka sebagian besar persoalan banjir bisa teratasi," sambung Mantan Ketua DPRD Kaltim tersebut.
Namun AH sapaan wali kota menegaskan, pembangunan pintu air bukan berarti serta-merta Samarinda bebas dari banjir. Karena masih ada beberapa banjir lokal di beberapa titik.
Sehingga normalisasi drainase dan pembangunan kolam retensi masih diperlukan. Di sisi lain, pemerintah pun juga berupaya untuk mempertahankan daerah resapan air yang masih tersisa, dalam mengatasi banjir.
"Dengan upaya pengendalian banjir yang dilakukan, air yang menggenang berjam-jam akibat curah hujan tinggi bisa surut dengan cepat," tuturnya.