DIKSI.CO - Indonesia, 77 tahun lalu baru saja merdeka, deru nafas perjuangan laju terasa.
Peristiwa Surabaya mengobarkan semangat juang para pemuda, dulu angkat senjata, kini berjuang dengan karya.
Berkibarnya bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia membuat puluhan ribu pemuda Surabaya naik pitam. Meletuslah peristiwa 10 November 1945, 20 ribu rakyat Surabaya gugur, jadilah tiap tahunnya kita peringati sebagai hari Pahlawan.
Keberanian, semangat pantang menyerah, serta pengorbanan tanpa pamrih dari para pahlawan inilah yang harus kita refleksikan kepada generasi muda hari ini.
Jangan lagi ada ceceran darah pengorbanan atau bertempur di medan perang, generasi saat ini harus mampu menunjukkan bukti nyata perjuangannya lewat karya. Wujud karya sebagai warga negara tentu banyak macamnya, kita perlu kontribusi nyata ke bangsa dan negara.
Kita tidak harus hebat untuk memulai, tapi kita harus memulai untuk menjadi hebat, sebuah kalimat yang terpatri di pikiran saya selama ini. Jika dipikir-pikir, ini juga yang harus dimiliki seluruh pemuda. Tak besar negara ini jika kita hanya berpangku tangan. Sumber Daya Alam (SDA) yang kita agungkan itu tak akan abadi, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) itu jadi solusi.
Kita butuh lebih banyak lagi orang-orang yang mengambil tindakan, action, tanpa tedeng aling-aling, ambil peran. Berkontribusi untuk Indonesia, mulailah mengumpulkan potensi dalam dirimu, kembangkan, jadilah bermanfaat.
Negara ini perlu pahlawan-pahlawan baru. Sosok yang berdedikasi dan berprestasi di bidangnya, semakin banyak prestasi ditoreh semakin maju negeri ini. Pemuda Indonesia harus memiliki karakter lokal yang luhur, percaya diri dan peka terhadap permasalahan sosial. Dengan itu ia mampu terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial, ini esensi perjuangan di masa kini.