Belasan mahasiswa yang turun ke jalan dengan atribut spanduk membentang bergantian menyampaikan orasi politik kepada pengendara yang melintas.
Nazar menambahkan, kesuksesan membangun kembali Kota Samarinda menjadi pusat Kota Peradaban bukan diukur dari program 100 hari kerja. Melainkan bagaimana Pemkot Samarinda di Bawak kepemimpinan Andi Harun-Rusmadi mampu menyelesaikan masalah Kota Samrinda sampai akhir masa jabatan.
"Kami menganggap dengan kerja 100 hari ini banyak sekali perubahan yang kita rasakan. Meskipun ini waktu yang singkat bukan berarti ini menjadi tolok ukur kesuksesannya nanti," tuturnya.
Aksi ini juga menuntut Pemkot Samarinda bisa meningkatkan kerja-kerja seluruh perangkat pemerintahan untuk kepentingan rakyat.
"Kami menyampaikan pesan jika kota Samarinda ini menjadi kota yang teduh, aman dan nyaman bukan untuk wali kota tapi untuk kita semua. Ketika itu terwujud maka kita sendiri yang bangga," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)