“Kita hanya memberikan saran, yang eksekusi adalah kota. Tapi pastinya kita siap membantu,” tegasnya.
Disinggung mengenai potensi pendapatan asli (PAD) dari pemanfaatan lahan, jika dibangun lapangan mini soccer, Akmal Malik mengaku tak terlalu memikirkan hal tersebut.
Sebab kata dia, dari sektor PAD sejatinya banyak potensi yang bisa didapatkan selain dari penyewaan lahan kepada pihak swasta.
“Ini bukan persoalan PAD aja, tapi persoalan bagaimana kita membangun dan menyelesaikan permasalahan Kota Samarinda. Kalau PAD kita mendapatkan cukup banyak dari sektor lain. Intinya jangan sampai PAD yang kita terima mengabaikan kepentingan masyarakat,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya Wali Kota Samarinda, Andi Harun beberapa waktu sebelumnya telah menegaskan keseriusannya dalam menangani masalah banjir di Kota Tepian.
Namun, upayanya tersandera oleh polemik tentang segel lapangan Voorvo yang kerap menjadi hambatan.
Walikota yang akrab disapa AH ini mengatakan bahwa hal tersebut berawal dari penyegelan lahan di area eks lapangan sepak bola Voorfo Jalan Letjen Soerapto ini digadang-gadang bakal dibangun sarana olahraga (mini soccer) oleh Pemprov Kaltim.
Meski lahan ini memang milik Pemprov Kaltim, namun jika diteruskan menjadi proyek pembangunan mini soccer dapat mengancam potensi banjir yang lebih parah. (tim redaksi)