Diwartakan sebelumnya, aksi nekat JP saat itu dilakukan dengan memanfaatkan momen salat Jumat, yang membuat komplek ruko tempatnya beraksi dalam keadaan sepi.
Dengan mengenakan motor trail hitam JP masuk ke dalam bank dan langsung menuju teller. Berpura-pura hendak melakukan transaksi. Namun, ketika mendekat bukan uang atau buku rekening yang dikeluarkan melainkan secarik kertas.
Dikertas itu bertuliskan ancaman dan meminta si teller mengikuti perintahnya. Yakni memberi sejumlah uang dan memasukannya ke dalam tas yang dibawa JP. Bak film layar lebar tentang perampokan sebuah bank, sepucuk pistol turut diperlihatkan untuk menegaskan aksi perampokan yang dilakukan JP.
Pistol itu digenggam di tangan kanannya dan diperlihatkan tepat di depan dadanya. Tak hanya pistol, JP juga mengisyaratkan jika dirinya membawa sebuah bom jika sang taller bertindak tak mengikuti perintahnya.
Namun, bom dan pistol yang dibawanya bukanlah sungguhan. Melainkan pistol mainan dan bom palsu yang dibuatnya dari kaleng pengharum ruangan.
Teller yang terkejut bukannya mengikuti perintah JP. Malah menjerit sejadi-jadinya. JP pun dibuat terkejut. Nyalinya jadi ciut tak seperti film action yang jadi panutannya. Dirinya saat itu lari tergopoh-gopoh. Mencoba keluar dari bank.
Langkah JP pun berhasil dihentikan, dan dirinya sempat menjadi bulan-bulanan hingga akhirnya diringkus petugas berwajib dan menjalani proses hukum akibat perbuatannya. (tim redaksi Diksi)