DIKSI.CO, SAMARINDA - Aksi nekat seorang pria berinisial JP (24) yang coba melakukan aksi perampokan di sebuah perusahaan perbankan, Jalan Hasan Basri, Kelurahan Temindung Permai, Sungai Pinang, Jumat (21/5/2021), pukul 12.30 Wita siang kemarin kini mendapat getahnya.
Bak pepatah, siapa yang menanam dia yang akan menuai hasilnya kini telah dirasakan JP. Meski mengaku menyesal, kini kurungan besi tak lagi bisa dielaknya. Bahkan JP kini diancam dengan pasal berlapis oleh pihak kepolisian Satreskrim Polresta Samarinda yang sedang menangani perkaranya.
"Kami ancam dengan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, juncto pasal 53 KUHP tentang percobaan tindak pidana dan 335 KUHP terkait pengancaman," tegas Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Dharma Sena Sabtu (22/5/2021).
Dari hasil penyelidikan sementara, JP dipastikan hanya bergerak seorang diri. Tak terikat maupun terlibat dengan sindikat kejahatan serupa lainnya yang pernah terjadi di Kota Tepian.
Seperti yang diketahui, JP nekat melakukan hal itu sebab didasari permasalahan ekonomi. Yakni dirinya terlilit masalah piutang hingga Rp180 juta besarnya. Bermodalkan sepucuk pistol dan bom mainan, JP pun langsung melancarkan aksinya dan tak lagi berpikir panjang.
"Iya pelaku ini hanya sendirian saja. Pengakuannya itu, merencanakan aksi ini karena melihat dari youtube dan film bagaimana cara merampok profesional," imbuh polisi berpangkat melati satu ini.
Lanjut Andika, selain itu JP juga diketahui tak sembarangan memilih tempat beraksi. Sebab sebelumnya, ia lebih dulu berkeliling Kota Tepian memantau perusahaan perbankan yang dirasa sepi.
"Kenapa di bank itu, ya karena tadi dia sudah mantau dan di situ menurutnya lokasi yang paling sepi," tandasnya.
Diwartakan sebelumnya, aksi nekat JP saat itu dilakukan dengan memanfaatkan momen salat Jumat, yang membuat komplek ruko tempatnya beraksi dalam keadaan sepi.
Dengan mengenakan motor trail hitam JP masuk ke dalam bank dan langsung menuju teller. Berpura-pura hendak melakukan transaksi. Namun, ketika mendekat bukan uang atau buku rekening yang dikeluarkan melainkan secarik kertas.
Dikertas itu bertuliskan ancaman dan meminta si teller mengikuti perintahnya. Yakni memberi sejumlah uang dan memasukannya ke dalam tas yang dibawa JP. Bak film layar lebar tentang perampokan sebuah bank, sepucuk pistol turut diperlihatkan untuk menegaskan aksi perampokan yang dilakukan JP.
Pistol itu digenggam di tangan kanannya dan diperlihatkan tepat di depan dadanya. Tak hanya pistol, JP juga mengisyaratkan jika dirinya membawa sebuah bom jika sang taller bertindak tak mengikuti perintahnya.
Namun, bom dan pistol yang dibawanya bukanlah sungguhan. Melainkan pistol mainan dan bom palsu yang dibuatnya dari kaleng pengharum ruangan.
Teller yang terkejut bukannya mengikuti perintah JP. Malah menjerit sejadi-jadinya. JP pun dibuat terkejut. Nyalinya jadi ciut tak seperti film action yang jadi panutannya. Dirinya saat itu lari tergopoh-gopoh. Mencoba keluar dari bank.
Langkah JP pun berhasil dihentikan, dan dirinya sempat menjadi bulan-bulanan hingga akhirnya diringkus petugas berwajib dan menjalani proses hukum akibat perbuatannya. (tim redaksi Diksi)