Dengan adanya pameran seni rupa di ruang publik seperti kegiatan malam tadi, tentu juga diharapkan Irene agar banyak seniman di Kota Tepian yang mampu bergerak keluar dari zona nyamannya.
"Tentu juga kita harapkan agar para senima keluar dari zona nyaman. Membawa karya seni ke ruang publik karena seni itu tidak harus dinikmati sendiri, di dalam kamar, diruangan mewah. Dan seni itu berbicara tentang kerakyatan, maka ayo kita bawa ke ruang publik," tegasnya.
Sementara itu, Munir sebagai pelaku seni rupa menyampaikan rasa terimakasihnya karena mendapat kesempatan untuk hadir langsung di Kota Tepian. Sebab menurutnya, hadir secara nyata di wilayah yang memiliki momok kerusakan lingkungan, tentu bisa menjadi referensi bagi karya Munir ke depan.
Lebih jauh diungkapkannya, dengan ruang seni publik yang telah berlangsung diharapkan menjadi pemacu bagi para seniman lokal agar mampu dan berani unjuk gigi di ruang terbuka.
"Ada potensi besar buat seniman lokal mengekspresikan karya mereka dan masuk ke ruang publik. Ini adalah kesempatan baik. Berbicara independen kita harus berkarya tanpa ada yang menunggangi. Kalau kebebasan bersuara bisa dilakukan, ya saya lakukan di seni itu. Kalau pengaruh seni dalam dunia sekarang itu adalah penanda sebuah peradaban," bebernya.
Menyinggung tentang isu kerusakan dan pencemaran lingkungan yang dikolaborasikan dengan karya seni rupa, Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang menuturkan jika kehadiran seni di ruang publik ada titik kilas balik yang harus terus diperjuangkan.