DIKSI.CO, SAMARINDA - Ruang seni rupa semisal lukisan tak melulu soal goresan kuasa di atas kanvas. Melalui karya seni tersebut, para seniman mulai menyuarakan banyak hal seperti isu kemanusian, kesejahteraan, lingkungan hingga korupsi, kolusi dan nepotisme.
Hadir di Samarinda, komunitas Mawar Bebas asal Yogyakarta pada Rabu (8/12/2021) malam tadi membuka ruang galeri karya mereka dengan tajuk merawat ingat, menghantam sekat. Dalam kesempatan itu tak hanya memamerkan karya seni dari tangan mahir Munir sebagai kolektif Mawar Bebas.
Sebab para aktivis dan akademisi juga turut hadir membuka ruang diskusi bersama komunitas Mawar Bebas.
"Kalau bagi saya, seni itu adalah ruangan yang sangat luas. Seni itu adalah kemanusian itu sendiri. Dan kegiatan ini tentu bisa membangun kebiasaan baru di Samarinda. Karena seni itu cukup langka di Samarinda," ungkap Irene Sartika dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman Samarinda.
Dengan hadirnya komunitas Mawar Bebas dan ruang diskusi, tentu membawa harapan bagi Irene untuk membuka khazanah dan pola pikir kritis para kaula muda.
"Dengan ada begini berarti kita (semua) bisa bersuara melalui seni. Meskipun gambaran itu sendiri tidak jelas. Tapi konsep seni itu sebagai bentuk perlawanan," tegasnya.