Kehidupan jauh dari rumah dan kultur masyarakat setempat yang jauh dari kontrol moral membuat banyak perempuan masuk dalam kehidupan bebas yang sarat etika. Walhasil, kondisi tersebut membuat mereka akhirnya berkeinginan untuk bertaubat sebelum kemudian direkrut oleh kelompok jihadis.
"Terus mereka melakukan kehidupan yang bebas baik minum, prilaku seks bebas mereka pengendalian taubat jadi taubatnya ini ketemunya dengan kelompok itu jadi direktrut, jadilah mereka," katanya.
Dete lebih lanjut juga membenarkan bahwa masih banyak perempuan Indonesia yang saat ini masih berada di Suriah. Mereka sempat menjadi simpatisan kelompok teroris ISIS. Dari sekitar 300-600 WNI yang berada di sana, ia tak mengetahui jumlah pasti berapa yang sempat terlibat.
Kedatangan mereka ke negara itu, kata Dete dilandasi oleh banyak alasan beragam, bukan hanya ideologi, namun juga ada percintaan, ekonomi, dan faktor sosial lainnya. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Kiamat Sudah Dekat, Alasan Baru Perempuan Jadi Teroris", https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200711215222-12-523611/kiamat-sudah-dekat-alasan-baru-perempuan-jadi-teroris