DIKSI.CO, SAMARINDA – Pasar Kurnia Makmur di Harapan Baru, Loa Janan Ilir telah ada sejak awal 2000-an. Meski demikian, beberapa masalah terkait pasar masihlah ada. Salah satunya kesan kumuh dan semrawut yang mengganggu kenyamanan dalam berbelanja.
Bangunan pasar utama kini bukan menjadi tempat primadona pedagang dalam menggelar dagangannya. Pedagang yang berjualan di luar pasar atau di tepi jalan yang justru menjamur. Akibatnya, ruas jalan dua jalur itu menjadi sempit. Belum lagi parkir liar kendaraan roda empat yang menguasai hampir setengah lebar jalan.
Akibat kondisi ini, pedagang di dalam pasar mengeluhkan sepinya pembeli. Sebaliknya, pedagang yang selama ini sudah terlanjur menggelar dagagannya di luar areal pasar tidak ingin lagi dipindahkan. PKL liar pun menjamur. Membuat kawasan ini kian semrawut.
Calon wali kota Samarinda nomor urut 2 Andi Harun sampaikan alasan pedagang yang enggan pindah ke dalam pasar. Hal ini ia sebut dikarenakan sepinya pembeli menjadi penyebab utama.
Kata AH –sapaan Andi Harun- jika itu menjadi penyebab utamanya, maka mau tidak mau, keberadaan pasar resmi yang berada di dalam harus diperbaiki fasilitasnya.
“Kami mengecek fasilitas dan kondisi pasar di dalam memang terkesan kurang layak. Jadi PR utama kami adalah memperbaiki fasilitas pasar sehingga layak dijadikan tempat transaksi jual-beli,” kata AH.
Seteah kondisi pasar sudah cukup baik dan layak, selanjutnya, kata AH, keberadaan pedagang yang berjualan di luar pasar berangsur-angsur diminta pindah ke dalam. “Tentu harus dengan pendekata persuasif dan diikuti dengan sikap yang tegas,” tambah AH.