Jumat, 20 September 2024

Kebakaran di Lempake Samarinda, Bocah 6 Tahun Tewas Terperangkap di Kobaran Api

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Sabtu, 5 September 2020 9:55

FOTO : Sisa puing kebakaran yang menyebabkan pilu sebab seorang nyawa melayang akibat peristiwa tersebut/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Peristiwa kebakaran yang terjadi di Jalan Lempake Tepian, RT 01, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang pada Jumat (4/9/2020) pukul 22.00 Wita malam tadi meninggalkan duka pilu.

Sebab, seorang bocah perempuan berusia 6 tahun bernama Febi tewas terperangkap kobaran si jago merah. 

Sekeluarga itu diketahui bernama Iring Ariani (40) selaku ibu.

Kemudian anaknya bernama Ira (8), Aril (15), Wulan (7 bulan), Talita (11). Dan Febi (6) yang tewas dalam peristiwa tersebut.

Tak hanya Febi yang menjadi korban, empat saudara dan ibu bocah malang itu juga terkena imbas luka bakar yang cukup serius. 

Kesemuanya pun kemudian menjalani perawatan cukup serius di RSUD AW Sjahranie.

Dari pantauan media ini di lokasi kejadian, pada Sabtu (5/9/2020) siang tadi, jenazah Febi telah dikebumikan sekira pukul 11.30 Wita dipemakaman sekitar yang hanya berjarak ratusan meter. 

Suasana duka terlihat menyelimuti kediaman keluarga mendiang Febi.

Pakaian hitam, pria yang mengenakan kopiah dan perempuan yang mengenakan kerudung tampak dengan tatapan kosong. Sebab kesemuanya tampak masih syok dengan kematian Febi yang begitu mengenaskan. 

Sementara itu, seorang pihak keluarga bernama Ari (36) yang merupakan adik kandung Irin menuturkan keluarganya ini menjadi korban amukan api akibat pintu rumah yang terkunci saat si jago merah membesar. 

“Mereka ini lagi tertidur, bangun-bangun api sudah membesar. Salahnya kunci di pintu itu dicabut, jadi sempat terkunci dari dalam,” ungkap Ari.

“Alasannya kunci dicabut dari gagang pintu karena takut kemalingan. Soalnya beberapa hari lalu ada maling. Sedangkan suami kakak saya ini tidak ada di rumah lagi, bekerja di kebun daerah Kabupaten Mahakam Ulu,” sambungnya.

Saat api membesar dari ruang tengah, keluarga korban sempat panik mencari kunci. Setelah kunci berhasil ditemukan, lima di antaranya berhasil lari. 

“Tadinya mereka sudah terkumpul di depan pintu. Mungkin karena api sudah membesar dan panik, keponakan saya yang namanya Talita ini lupa menggendong adiknya bernama Febi ini,” terangnya.

Febi diduga tak sempat ikut berlari karena mengalami sesak nafas akibat banyak menghirup asap. Hingga akhirnya tak terselamatkan dan ditemukan tewas terbakar pasca kejadian.

“Baru tahunya Febi meninggal pas selesai pemadaman. Kami tadinya berharap dia juga selamat. Kami ini tahunya tadi kakak saya dan anak-anak langsung dilarikan ke rumah sakit. Baru dapat kabar Febi ditemukan petugas sudah meninggal,” ucapnya sembari meneteskan air mata.

Turut menambah, seorang saksi di lapangan bernama Hartati (42) kalau kobaran api malam itu belum diketahui pasti asal titik awalnya.

Hanya saja, kata Tati sapaan karibnya, api itu dari antara ruang tamu dan kamar rumah bangsal tiga pintu yang dihuni oleh mendiang Febi dan keluarganya. 

"Nah, saya lihat di dinding itu sudah merah. Rumah saya itu kan dekat saja. Kamar saya sama rumahnya itu. Jadi keliatan kok ada cahaya. Saya bilang kok mati kampu di sini aja, di luar masih nyala. Keluar lah saya, teranyata api sudah jadi," beber Tati. 

Lanjut Tati, listrik antara kediamannya dengan rumah korban masih dalam satu instalasi listrik. Kobaran api malam itu menghanguskan tiga bangunan yang terdiri dari dua rumah tunggal dan satu rumah bangsal tiga pintu yang cuman dihuni keluarga korban

"Saat itu saya langsung gedor dinding kamarnya karena sebelahan saja sama dapur tapi engga bangun-bangun. Jadi saya mutar ke pintu depan. Saya dobrak, karena cuma plywood (pintunya) saja jadi terbuka. Cuma anaknya cowo saja yang di ruang tamu. Sisanya di dalam kamar," bebernya. 

Melihat api dengan cepat menjalar bangunan berbahan kayu itu, kepanikan Tati semakin menjadi.

Suara teriakannya pun semakin lantang untuk membangunkan keluarga Febi.  Ketika terbangun, mereka  semua bergegas keluar dan menerobos kobaran api hingga menyebabkan mereka sekeluarga mengalami luka bakar dan Febi meregang nyawa. 

"Yang bayi usia 6 bulan itu anak saya yang keluarkan. Bayi itu sama mamaknya. Sempat jatuh di depan pintu, anak saya yang bantu ambil bayi," sambungnya.

Terpisah, Kapolsek Sungai Pinang AKP Rengga Puspa Saputro menyebut dugaan penyebab kebakaran masih belum diketahui pasti dan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. 

"Tim inafis Polresta juga sudah turun. Api diduga dari arah dapur, apakah ini karena korsleting listrik atau lupa mematikan kompor, kami belum tahu pasti. Tapi kalau unsur kesengajaan tidak ada. Dan masih masih terus melakukan penyelidikan sampai saat ini," pungkasnya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews