Sabtu, 23 November 2024

Kasus Meninggalnya Guru Pesantren di Samarinda, Pelaku Akan Jalani Peradilan Anak

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Kamis, 3 Maret 2022 8:14

FOTO : AA dan HR saat melakoni adegan penganiayaan gurunya hingga tewas di ruang Aula Wira Pratama, Polresta Samarinda dan saat ini berkas perkaranya siap untuk dilimpahkan ke kejaksaan untuk segera dipersidangkan/ Foto: Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA  - Setelah digelarnya serangkaian rekonstruksi, berkas perkara kasus pembunuhan berencana yang dilakukan AA (15) dan HR (15), segera akan dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Samarinda untuk segera dipersidangkan. 

"Mengingat ini menggunakan sistem peradilan anak, kita hanya diberikan waktu 7 hari dan perpanjangan 8 hari. Ini sudah memasuki perpanjangan, dan mungkin Jumat (besok) sudah bisa tahap 1," tutur Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Dharma Sena melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Iptu Teguh Wibowo, Kamis (3/3/2022).

Lanjut Teguh, dalam kasus yang menewaskan Eko Hadi Prasetya (43) sebagai guru di Pondok Pesantren Al Madina Darul Assadah, Samarinda, Kalimantan Timur, itu pihak Balai Pemasyarakatan (Bapas) terus melakukan pendampingannya.

"Rekomendasi dari Bapas itu, karena ini menyangkut masalah anak-anak maka diupayakan untuk memberikan keputusan hukuman yang terbaik, yaitu dengan pembinaan kembali kepada pihak Bapas," tambahnya. 

Sementara itu, Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Bapas Samarinda Yunita Syarifah Rahmawati yang turut dikonfirmasi membenarkan pihaknya terus melakukan pendampingan terhadap kasus tersebut. 

"Jadi kami dari Bapas akan mendampingi kasus anak ini. Untuk pendampingan dari awal yakni dengan metode penelitian pemasyarakatan (Litmas) sebagai dasar rekomendasi yang akan disampaikan saat peradilan anak," paparnya.

Lanjut Yunita, dari hasil litmas akan keluar keputusan rekomendasi yang diharap akan menjadi hasil terbaik bagi putusan hukum kedua pelaku. 

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews