Dari data yang dikemukakan Mahmudi, sejak 11 -21 Mei sudah 84 ekor hewan yang dipotong melalui RPH, jenis hewannya sapi dan kerbau. Tapi yang terbanyak adalah hewan sapi.
"Hewan yang dibawa ke sini (RPH) adalah hewan milik warga. Jadi kami hanya menyediakan jasa pemotongan dan antar ke pasar, " katanya.
Untuk memotong hewan ini, RPH memiliki satu orang tenaga pemotong atau penjagal yang sudah bersertifikat. Dalam kondisi seperti menjelang lebaran ini RPH bisa memperkerjakan pejagal musiman.
" Seperti saat ini, ada tujuh orang penjagal musiman yang dipekerjakan di RPH, jika mengandalkan tenaga yang ada tentu kita kewalahan," katanya.
Untuk kegiatan pemotongan ini, lanjut Mahmudi, ada satu orang dokter hewan yang melakukan pemeriksaan sebelum hewan dipotong. pengecekan berupa kelengkapan dokumen kesehatan hewan, termasuk jenis kelaminnya. Kalau jenis kelaminnya betina dilarang untuk dipotong.
"Sehingga daging yang keluar dari RPH dijamin aman dikonsumsi, karena sebelum hewan dipotong diperiksa dulu oleh tim kesehatan hewan. Memastikan hewan yang dipotong dalam keadaan sehat, " katanya.
Setelah dipotong, daging juga diperiksa dokter hewan untuk selanjutnya diterbitkan surat rekomendasi yang menyatakan daging tersebut sehat dan layak konsumsi.