Informasi yang dihimpun dari Sibukdin, Kapala Adat Sukut Balik, saat ini terdapat sekira 60 hingga 70 keluarga suku Balik yang ada di lokasi IKN.
Puluhan keluarga ini terancam tersisih seiring dimulainya pembangunan mega proyek ibu kota negara.
"Tidak akan mampu kami bertahan di tanah peninggalan orang tua tempat kami hidup dengan masyarakat adat. Sedangkan orang IKN, perkiraanku kurang lebih ada 3 juta," ungkap Sibukdin.
Diperkirakan, hingga tahun 2024 pemerintahan Joko Widodo merencanakan 7.687 aparatur sipil negara yang akan di pindahkan ke kawasan IKN Baru.
Jatam Kaltim menemukan, kawasan IKN tidak 100 persen bebas dari bencana banjir.
Dalam kurun tahun 2020, sudah terjadi empat kali banjir besar hingga mencapai dada orang dewasa, kampung yang terendam akan menjadi wilayah inti dari ibu kota negara.
"Selain itu juga pernah terjadi kebakaran besar akibat meningkatnya suhu kawasan yang akan berpengaruh terhadap krisis iklim. Begitupun dengan kondisi nelayan yang dipaksa angkat kaki dari teluk Balikpapan," papar Rupang.
"Mereka tidak boleh lagi menangkap ikan diwilayah tersebut yang membuat mereka harus menjauh kelaut lepas, hal itu akan mengancam keselamatan mereka dan menambah beban biaya bahan bakar perahu," sambungnya.