DIKSI.CO, SAMARINDA - Sepeda butut berhiaskan karat besi dengan gantungan pernak pernik mainan anak-anak tampak terparkir rapi di pinggir jalan, tepatnya di area taman Samarendah yang tiap sore biasa dikunjungi warga untuk menghabiskan waktu atau berolahraga.
Sepeda itu milik seorang pria rantau asal Banjarmasin bernama Dayat (30). Ia seorang pedagang mainan anak-anak. Dayat biasa berkeliling Samarinda untuk menjajakan mainan gelembung sabun dan tongkat peri.
Berbeda seperti hari biasa, Dayat yang ditemui awak media, Sabtu (6/2/2021) terlihat kurang bersemangat. Sesekali ia hanya memindahkan barang-barang dagangannya sambil menatap sendu.
Jelas saja, sejak pagi mengayuh sepeda, hingga pukul 16.52 wita, belum satupun dagangannya laku.
"Sepi banget hari ini om. Kadada (gak ada) orang keluar rumah," tuturnya lirih.
Benar saja, hari pertama pemberlakuan lockdown di Kota Samarinda amat berdampak pada mata pencaharian Dayat yang menggantungkan hidup dari berjualan mainan.
"Biasa disini (taman Samarendah) ramai kalau sore. Ini gak ada orang satupun," ucapnya.
Dayat hanya bisa pasrah, dirinya yang hidup sendirian di Ibu Kota Kaltim ini tidak punya tempat tinggal. Sehari-hari ia tidur di emperan jalan beralaskan kardus.