“Beberapa Wilayah di Kukar masih belum menikmati listrik, sedangkan tinggal di daerah berlimpah SDA, ” ucap Irwan.
Terbaru, Kukar krisis minyak goreng yang menimbulkan antrian dimana-mana. Terjadi juga krisis sumber daya air.
“Sumber air dari sungai Tenggarong sudah melewati ambang batas baku mutu,” paparnya.
Menjawab diskusi tersebut, menurut Ely, dalam sistem tata niaga bahan pangan, minyak goreng bukan bagian kebutuhan pokok seperti sembako.
“Ke depannya, warga diharapkan juga terbiasa dengan PLTS. Jika daerah sulit mendapat akses listrik PLN, bisa juga dengan energi terbaharukan, “pungkasnya.
Dalam sosper tersebut Ely juga membuka ruang diskusi seluas-luasnya kepada para warga yang hadir. Termasuk membahas program beasiswa hingga ke tunjangan Ketua RT. (tim redaksi Diksi)