DIKSI.CO, SAMARINDA - Sungai Mahakam mulai mengalami surut ekstrem akibat musim kemarau yang terjadi sejak akhir Juli 2023 lalu.
Hal itu sangat berdampak pada kemaritiman atau pelayaran di Kalimantan Timur (Kaltim).
Seperti dijelaskan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda Kapten Ridha, bahwa sejak dua minggu lalu pihaknya mendapat laporan sejumlah kapal tak dapat melanjutkan pelayaran lantaran kandas.
"Terutama kawasan Kota Bangun (Kukar), Melak dan Tering (Kutai Barat). Kita dapat informasi di sana kering," ujar Kapten Ridha, Minggu (13/8) dikutip dari tribunkaltim
Dikatakannya, kemarau di 2023 ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ini, air pasang pun tak berhasil membuat kapal-kapal dari hulu sungai melanjutkan pelayarannya.
Kalaupun saat ini masih ada sejumlah Tug Boat (TB) terlihat melayari Sungai Mahakam, Capt Ridha menjelaskan itu kapal-kapal yang berlayar dari wilayah Tenggarong dan Muara Berau.
"Saat ini yang masih bisa berlayar hanya dari Tenggarong sampai Muara Pegah ke Muara Berau. Itupun mereka mengurangi muatan," jelasnya.
Untuk alur pelayaran juga dikatakannya hanya bisa melalui jalur tengah sungai.
Sehingga kapal yang melintas harus ekstra fokus saat berpapasan antar kapal satu dengan lainnya.
Oleh sebab itu, saat ini pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh pemilik, operator dan nakhoda kapal untuk memaksimalkan jaga laut dan mengaktifkan koordinasi atau komunikasi melalui radio.
"Memang sejak dua minggu lalu, Sungai Mahakam sudah surut jauh. Permohonan berlayar pun jauh berkurang," katanya.
Selain tug boat (TB), selama kemarau ini pihaknya telah mengeluarkan kebijakan yakni kapal penumpang dari Pelabuhan Samarinda ke Pare-Pare harus diberangkatkan lebih awal.
"Yang biasa berangkat jam 1 atau jam 2 siang, kini kita berangkatkan awal yakni jam 12 siang. Jangan sampai air surut dan kandas juga," pungkasnya. (*)