DIKSI.CO, SAMARINDA - Kaltim memasuki musim penghujan. Menilik kalender cuaca BMKG, musim hujan di Kaltim diprediksi mencapai puncak pada Mei 2020 mendatang.
Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai saat musim basah seperti ini, adalah demam berdarah dengue (DBD). Terdengar klasik dibanding Covid-19 yang belakangan heboh.
Nyatanya di Kaltim, DBD lebih berbahaya dari Covid-19. Data menunjukan, hingga 11 April 2020, ada 35 pasien positif corona di Kaltim, 6 di antaranya sembuh, dan satu pasien harus direlakan, lantaran meninggal dunia. Itu Covid-19.
Mari lihat data DBD di Kaltim. Dikutip dari data Dinkes Kaltim, dari Januari hingga Maret 2020, tiap bulannya ratusan orang terkena penyakit ini.
Di bulan Januari, total ada 521 pasien yang dirawat karena DBD. Dari jumlah itu, korban meninggal dunia mencapai 3 orang.
Bulan Februari, DBD lebih ganas. 7 orang tercatat meninggal dunia, dari 480 pasien DBD yang dirawat.
Maret, ada 224 pasien DBD. Tidak ada kasus kematian di bulan ini.
Memasuki April 2020, tercatat baru ada 8 kasus pasien DBD, dengan nol kasus kematian.
Berikut data rinci, penyebaran pasien dan kasus meninggal dunia akibat DBD. (dalam bentuk tabel)
Melihat ancaman nyata dari penyakit ini, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi Muhammad Ishak, mengingatkan ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) ditengah pandemi Covid 19 di Kaltim.
"Ketika saat ini kita sedang berada di rumah, maka tetaplah menjaga kebersihan lingkungan. Bersihkan genangan-genangan air, selalu pel lantai dengan disinfektan. Terpenting laksanakan 3M Plus," kata Andi Ishak, saat menyampaikan rilis pada Sabtu (11/4/2020).
Andi menjelaskan 3M Plus yaitu menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas tempat perkembangbiakan nyamuk.
Pencegahan lain, menaburkan bubuk larvasida atau bubuk abate, pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
Selain itu, kata Andi, warga juga dapat menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
"Kondisi pandemi corona saat ini, jangan sampai masyarakat ada yang terjangkit DBD. Karena fasilitas dan tenaga medis sedang berjuang dalam penanganan Covid-19," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)
BACA JUGA: Waduh, 1 PDP Covid-19 di Samarinda Mengamuk Lantaran Menolak Dirawat