DIKSI.CO, SAMARINDA - Seorang pemuda bernama Ripai Ramadan (19) yang sedang menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Samarinda, membagikan kisah dan pengalamannya ketika harus melakukan karantina mandiri di Pos Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Terpadu (Posyandu) Dewi Sartika 2, Kampung Sebelang RT 2, Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat (Kubar).
Pria yang akrab disapa Rifai ini mengaku, ia dan kakak sepupunya baru pulang dari kota Samarinda. Setibanya di kampung halaman, Kampung Sebelang, Rifai bersama kakak sepupu tidak bisa langsung menikmati empuknya kasur di kediaman orangtuanya, justru mereka berdua harus menginap di tempat karantina yang telah disediakan pemerintah setempat.
"Saya sama kakak sepupu saya disuruh pulang kampung mendadak tanggal 22 April. Sebenarnya pas sudah sampai di kampung kan sore, malamnya ya langsung bermalam di tempat karantina," kata Rifai saat bercerita kepada wartawan Diksi.co melalui pesan singkat Facebook Messenger, Minggu (3/5/2020).
Selama masa karantina, Rifai dan kakak sepupu sudah menjalani masa karantina selama 10 hari. Terhitung sejak tanggal 23 April. Selama itu pula ia merasa karantina hanya seperti pindah rumah saja.
"Ya seperti pindah rumah aja. Baring, main handphone, dengerin musik, terus bantu kakak sepupu masak atau cuci piring," ujarnya.
"Boleh keluar tempat karantina cuman sebatas duduk di pelataran rumah itu saja, tidak boleh jalan-jalan kemana-mana mas," sambungnya.