Jumat, 20 September 2024

Cerita Pasien BTG 01 Sembuh dari Covid-19: Terima Takdir Tuhan, Keluarga Dikucilkan hingga Kangen Kamar Sendiri

Koresponden:
Irwan Wahidin
Minggu, 5 April 2020 6:32

Arniwati, pasien BTG 01 yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 / Diksi.co

"Itu yang membuat saya bersemangat sekali untuk bisa keluar dari rumah sakit. Alhamdulillah sudah dinyatakan sembuh, 2 kali tes negatif," katanya.

Seperti tidak ada beban sama sekali dan tidak ada terlihat sakit. Arni mengaku, sejak pertama kali tiba di Bontang ia tidak memiliki gejala apapun yang berindikasi terjangkit Covid-19. Namun siapa sangka, hasil uji laboraturium mengatakan dirinya harus mendapat perawatan khusus karena berstatus positif.

"Saya dari Jakarta sempat 9 hari dinyatakan positif, itu langsung diisolasi di RSUD. Dari pribadi saya selalu berfikir positif karena sampai 9 hari itu saya tidak ada gejala sama sekali, bahkan salah satu dokter mempersilakan saya pulang. Tapi sore harinya ternyata Bunda Neni rilis kalau saya positif. Saya kembali diisolasi, mungkin karena imun tubuh saya kuat dan sampai saat itu tidak ada gejala apa-apa. Mulai dari Jakarta sampai saat ini kondisi tubuh saya stabil," ungkapnya.

Meski kondisinya stabil, selama berada di ruang isolasi, Arni mengaku mendapat perlakuan istimewa dari tenaga medis. Tak hanya itu, berbagai dukungan mulai keluarga, orang terdekat sampai masyarakat Bontang memberikan dukungan melalui telepon selular.

"Masyarakat banyak support saya, terutama yang mengenal saya pribadi, dekat dengan saya. Mereka memberikan dukungan secara moril dan doa. Semuanya rekan kerja yang ada di KPU Bontang juga," ucapnya.

Awal cerita Arni bermula, ketika dirinya mempunyai riwayat kontak dengan pasien positif di Kutai Kartanegara. Setelah dilakukan tracing, ia melakukan pemeriksaan di RSUD dan diarahkan untuk tinggal, karena saat itu Hb (hemoglobin) yang ada pada tubuhnya rendah.

"Jadi harus transfusi dulu 3 kantung, sampai 3 hari saya dianggap normal," tuturnya.

Setelah dinyatakan positif, kondisi tubuh Arni pun masih stabil. Pada waktu itu juga, penjagaan, pengawasan dan pencegahan Covid-19 lebih diperketat oleh pihak pemkot. Bontang berstatus KLB. Tak ayal, Arni berserah diri kepada Tuhan atas apa yang terjadi padanya.

"Wah kenapa saya. Waktu itu saya melihat di media ada yang dari kluster KPU dan sebagainya, yaudah saya harus bersiap. Memang Tuhan sudah mentakdirkan ini. Saya terima konsekuensi dirawat," imbuhnya.

Selama isolasi, sambung Arni, ia tidak merasa adanya hal yang ganjil maupun perlakuan buruk tenaga medis. Justru isolasi yang dimaksud yakni diberi pelayanan maksimal dengan melakukan olahraga ringan, diberi asupan gizi dan vitamin.

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana respons dari keluarga Arni? Ini menjadi bagian yang sedikit haru, Arni pun menceritakannya dengan bersemangat. Bagaimana tidak, selama di ruang isolasi, ia tidak pernah sama sekali bertemu dengan siapapun termasuk keluarga.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews