Sabtu, 23 November 2024

Bangun Kesadaran Keberagaman, Pendidikan Inklusif Dinilai Penting untuk Ciptakan Lingkungan Belajar yang Ramah

Oleh Firman (Mahasiswa PGSD Universitas Mulawarman)

Koresponden:
Alamin
Kamis, 31 Oktober 2024 13:59

Firman, mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unmul/IST

Masyarakat adalah bagian terpenting dalam mendukung keberadaan ABK tetapi belum semua masyarakat paham betul akan ABK yang di lingkungan sekitar sehingga belum bisa menjadi masyarakat inklusif.

Ia mengutip pernyataan Syarifah Robiyah (2024), bahwa apabila masih ada masyarakat yang tidak memahami akan keberagaman ABK, maka kepedulian terhadap ABK akan sangat rendah, sehingga sulit menjadi masyarakat yang inklusif.

Pandangan ini menunjukkan bagaimana sikap sosial yang berkaitan dengan anak berkebutuhan unik akibat dampak dari ketidaktahuan masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus tersebut.

Anak berkebutuhan khusus dikatakan tidak berdaya dan tidak mempunyai rasa kasihan.

Hal inilah yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus seringkali dikucilkan atau termarginalkan dari lingkungannya.

Anak-anak dengan kebutuhan unik seringkali menjadi sasaran diskriminasi.

Bahkan mereka kesulitan mendapatkan pendidikan. Anak-anak berkebutuhan khusus tidak diizinkan untuk mendaftar di beberapa sekolah biasa karena berbagai alasan, termasuk fakta bahwa para guru tidak memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mengajar siswa-siswa tersebut secara efektif.

Banyak anak berkebutuhan khusus tidak memperoleh pendidikan karena letak SLB yang jauh dari tempat tinggalnya.

Anak berkebutuhan khusus memerlukan berbagai layanan pendidikan atau sekolah guna mengatasi permasalahan tersebut.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews