"Iya kami mengawasi sapi yang ada, sebelum kebijakan itu berakhir," imbuhnya.
Kebijakan tersebut, diakui Maskuri juga berdampak pada kebutuhan hewan kurban disuatu daerah. Tetapi di Kota Samarinda sendiri, jumlah kebutuhan sapi tercatat sebanyak 3.076 ekor.
Sementara sapi yang ada saat ini berhasil terekam oleh pihaknya sebanyak 3.657 ekor.
"Ketersediaan kita masih aman, bahkan surplus," sebutnya.
Kendati stok hewan kurban terpantau aman, namun Maskuri menyampaikan harga hewan kurban tahun ini mengalami kenaikan.
Pasalnya, faktor lonjakan harga diakibatkan karena beberapa prosedur yang perlu dilalui sebelum sapi didistribusikan dari daerah asal.
"Sapi-sapi perlu karantina di daerah asal, terus biaya pengecekkan darah, dan biaya pengiriman, itu yang menjadi salah satu faktor (lonjakan harga)," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)