"Kalau dari civitas cuma Wakil Rektor dan masing-masing Dekan fakultas saja," sambungnya.
Untuk pembagian ijazah, wisudawan bisa mengambil di masing-masing fakultas. Nantinya setiap penerima ijazah akan mengambil menurut antrian yang telah dijadwalkan setiap harinya.
"Ada yang punya pemikiran dikirim, tapi pengiriman itu belum tentu save, kalau hilang bisa bahaya. Pengambilannya, bisa ambil sendiri atau dikuasakan saudaranya jika berada di kampung halaman," terangnya.
Pelaksanaan wisuda secara daring juga akan dilakukan kembali pada 20 September sebagai gelombang kedua. Dan, pada 26 September untuk gelombang ketiga. Agung menyadari jika banyak para mahasiswa yang ingin mengikuti prosesi wisuda secara fisik.
Namun, pihaknya tak bisa terus menunda prosesi akhir dari perkuliahan. Terlebih tidak ada yang bisa memastikan berakhirnya masa pandemi Covid-19 saat ini.
"Kita tidak punya lagi kesempatan untuk menunda, kita harus realistis. Karena jumlahnya sudah hampir 3.000. Kalau ditunda Desember lagi kan bisa menumpuk sekitar 5.000-an," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)