DIKSI.CO, SAMARINDA - Tak hanya pelayanan publik yang terganggu akibat wabah pandemik Covid-19.
Bahkan perayaan wisuda ribuan mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda yang harusnya terlaksana pada Maret dan Juni silam juga harus diundur sebab risiko yang begitu tinggi.
Meski tertunda, Unmul rupanya tetap melaksanakan perayaan tersebut dan dijadwalkan pada Sabtu (19/9/2020) hari ini. Meski pucuk pimpinannya, Masjaya selaku Rektor Unmul telah terkonfirmasi Covid-19 beberapa hari sebelumnya.
Dijelaksan Wakil Rektor Bidang Akademik, Mustofa Agung Sardjono kalau pelaksanaan wisuda pagi hingga siang tadi berjalan dengan protokol kesehatan yang begitu ketat.
Lokasi pelaksanaan pun berubah. Tidak menggunakan GOR 27 September, melainkan di Aula Rektorat lantai IV.
Jumlah wisudawan juga dipangkas. Hanya dihadiri dari masing-masing fakultas. Sisanya mengikuti secara daring. Sehingga dalam pelaksanaan wisuda secara luring atau tatap muka hanya diikuti kurang dari 50 orang dan secara singkat.
"Hanya 17 mahasiswa dengan lulusan terbaik fakultas saja ikut. Itu juga di tes PCR dulu, kalau reaktif engga dibolehkan ikut," jelas pria bergelar professor tersebut, melalui telpon selulernya sore tadi.
Lanjut Mustofa, para guru besar juga menghadiri perayaan wisuda hari ini secara daring.
"Kalau dari civitas cuma Wakil Rektor dan masing-masing Dekan fakultas saja," sambungnya.
Untuk pembagian ijazah, wisudawan bisa mengambil di masing-masing fakultas. Nantinya setiap penerima ijazah akan mengambil menurut antrian yang telah dijadwalkan setiap harinya.
"Ada yang punya pemikiran dikirim, tapi pengiriman itu belum tentu save, kalau hilang bisa bahaya. Pengambilannya, bisa ambil sendiri atau dikuasakan saudaranya jika berada di kampung halaman," terangnya.
Pelaksanaan wisuda secara daring juga akan dilakukan kembali pada 20 September sebagai gelombang kedua. Dan, pada 26 September untuk gelombang ketiga. Agung menyadari jika banyak para mahasiswa yang ingin mengikuti prosesi wisuda secara fisik.
Namun, pihaknya tak bisa terus menunda prosesi akhir dari perkuliahan. Terlebih tidak ada yang bisa memastikan berakhirnya masa pandemi Covid-19 saat ini.
"Kita tidak punya lagi kesempatan untuk menunda, kita harus realistis. Karena jumlahnya sudah hampir 3.000. Kalau ditunda Desember lagi kan bisa menumpuk sekitar 5.000-an," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)