Jumat, 20 September 2024

Generasi Z Dibahas dalam Pertemuan Tokoh Agama dan Keluarga Penyintas Terorisme di Kaltim

Koresponden:
diksi redaksi
Sabtu, 18 September 2021 17:52

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi DR Rafli Amar

DIKSI.CO, SAMARINDA - Terorisme di Indonesia saat ini masih jadi pekerjaan rumah yang mesti dibenahi. 

Untuk kelompok terorisme di Indonesia, diyakini masih usung ideologi yang berbasis kekerasan dengan ciri ideologi teroris yaitu intoleransi, tidak bisa menerima perbedaan dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Demikian seperti disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi DR Boy Rafli Amar,  saat bertemu dengan tokoh agama dan keluarga penyintas terorisme di Kaltim.

Pertemuan itu dilakukan di Hotel Mercure Samarinda, Sabtu (18/9/2021).

"Karakter itulah yang diusung oleh terorisme. Jeleknya kelompok terorisme ini  mengusung slogan-slogan agama. Itu yang kita sayangkan. Karena semua agama tentu memiliki cinta kasih dan semangat untuk mengasihi satu sama lainnya,  serta menghormati perbedaan," ujar Boy.

Ditambahkan Kepala BNPT, kelompok terorisme karakternya merasa paling superior dan ketika ada perbedaan prinsip, maka dianggap sebagai lawan. Pengaruh arus globalisasi saat ini, terorisme selalu mengedepankan perbedaan-perbedaan tersebut. Padahal, tegasnya, Indonesia kaya akan perbedaan. Jika perbedaan tidak disikapi dengan bijak, maka perbedaan Indonesia dapat menjadi bencana.

"Seperti yang terjadi Kaltim pada 2016 silam ketika Gereja Oikumene di Samarinda diledakkan. Itu adalah wujud dari orang-orang intoleran, orang-orang yang sudah tersusupi alam pikirannya untuk mengadu domba diantara warga Indonesia dengan keyakinan yang menurut mereka  adalah sebuah kebenaran. Padahal itu adalah sebuah kekeliruan," tegas Boy.

Ia mengakui kasus terorisme dan intoleransi terus saja terjadi.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews