Hal senada juga disampaikan oleh dr Rachim Dinata Marsidi, Praktisi Kedokteran di Kaltim.
Mantan Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda ini menegaskan, kandungan klorin dalam disinfektan bisa menghasilkan zat karsinogenik yang bisa memicu kanker.
"Disinfektan yang mengandung bahan kimia gak bagus memang. Kalau kita setiap hari disemprotin terus, itu bahaya karena zat kimianya itu bisa jadi karsinogenik, pemicu kanker," jelasnya.
dr Rachim menjelaskan, untuk membunuh virus di tubuh, cukup mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, atau bisa langsung mandi menggunakan sabun.
"Sebenarnya cukup mencuci tangan dengan sabun. Tidak perlu disinfektan disemprot ke muka. Bahan-bahan kimia membuat iritasi, bahaya buat kulit," tegasnya.
Selain bahan alami untuk disinfektan, pada kondisi mendesak seperti ini, bilik disinfektan di bandara dan pelabuhan bisa menggunakan air sabun. Sebab, air sabun menurut Rachim juga bersifat sebagai disinfektan, namun dengan risiko yang sangat kecil.
"Sebenarnya disinfektan itu cukup dengan air sabun. Karena fungsinya kan mengurai lemak kan yang sabun-sabun itu. Karena virus itu bentuknya protein, ya bisa hancur juga dia kalau kena air sabun. Itu lebih baik daripada disinfektan yang mengandung bahan kimia," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)