DIKSI.CO, SAMARINDA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah mengeluarkan pernyataan bahwa penggunaan disinfektan bila disemprotkan ke tubuh manusia, secara berlebihan dapat membahayakan tubuh manusia.
Cairan disinfektan yang dimaksud WHO adalah yang mengandung alkohol dan klorin.
Ancaman kesehatan akibat disinfektan ini dibenarkan oleh Andi Muhammad Ishak, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim.
Andi menyampaikan bahwa cairan disinfektan sebenarnya diperuntukan untuk benda mati, bukan disemprotkan kepada makhluk hidup.
"Sebenarnya dia itu membunuh virus yang melekat di pakaian. Kalaupun mau disemprot harusnya jangan ada dengan manusianya," kata Andi, dikonfirmasi Rabu (1/4/2020).
Kandungan berbahaya di cairan disinfektan karena mengandung bahan kimia, seperti klorin. Senyawa inilah yang bila digunakan berlebih akan membuat iritasi kulit. Pada kondisi terparah klorin akan berubah menjadi zat karsinogenik, yang dapat memicu pertumbuhan kanker pada kulit.
"Bahan disinfektan itu tidak semua aman untuk digunakan di tubuh manusia. Bisa terjadi iritasi di kulit, atau bisa menjadi zat karsinogenik penyebab kanker bagi manusia. Kalau di kulit kan lebih baik menggunakan antiseptik, buka disinfektan," jelasnya.
Andi menambahkan, untuk lebih aman, warga bisa menggunakan bahan disinfektan yang alami, seperti cairan rebusan air sirih. Air rebusan sirih ini bisa menjadi disinfektan alami.
Hal senada juga disampaikan oleh dr Rachim Dinata Marsidi, Praktisi Kedokteran di Kaltim.
Mantan Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda ini menegaskan, kandungan klorin dalam disinfektan bisa menghasilkan zat karsinogenik yang bisa memicu kanker.
"Disinfektan yang mengandung bahan kimia gak bagus memang. Kalau kita setiap hari disemprotin terus, itu bahaya karena zat kimianya itu bisa jadi karsinogenik, pemicu kanker," jelasnya.
dr Rachim menjelaskan, untuk membunuh virus di tubuh, cukup mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, atau bisa langsung mandi menggunakan sabun.
"Sebenarnya cukup mencuci tangan dengan sabun. Tidak perlu disinfektan disemprot ke muka. Bahan-bahan kimia membuat iritasi, bahaya buat kulit," tegasnya.
Selain bahan alami untuk disinfektan, pada kondisi mendesak seperti ini, bilik disinfektan di bandara dan pelabuhan bisa menggunakan air sabun. Sebab, air sabun menurut Rachim juga bersifat sebagai disinfektan, namun dengan risiko yang sangat kecil.
"Sebenarnya disinfektan itu cukup dengan air sabun. Karena fungsinya kan mengurai lemak kan yang sabun-sabun itu. Karena virus itu bentuknya protein, ya bisa hancur juga dia kalau kena air sabun. Itu lebih baik daripada disinfektan yang mengandung bahan kimia," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)