"Yang bersangkutan hanya membawa surat keterangan tidak mampu dari RT. Supaya kami dapat mengetahui bahwa yang bersangkutan berhak untuk kami layani. karena pasien tidak mampu ada dari kalangan duafa, dan fakir miskin, dan juga membawa KTP beserta KK, agar kami juga dapat mendata dimana tinggalnya, apa betul warga Samarinda atau warga luar Samarinda," terangnya.
Terkait sumber dana, Fachrul Ghazi mengungkapkan, sumber dana berasal dari para muzakir yang menyisihkan rezekinya untuk disumbangkan melalui Baznas.
"Sumber dana dari para muzakir yang berzakat melalui kantor kami, dan kami sisihkan atau alokasikan dananya ke klinik untuk dibelikan obat dan kebutuhan-kebutuhan pengobatan lainnya," bebernya.
Untuk diketahui, sejak adanya virus Corona di Kaltim, masyarakat lebih banyak berobat ke klinik gratis Al Syifa.
"Sehari bisa sampai 10 hingga 12 orang yang datang untuk berobat, sebelum pandemi paling 2 orang atau 3 orang saja," ucapnya. (tim redaksi Diksi)