Selain itu, Andika juga mengatakan, pelaku memanfaatkan situasi pandemi Covid-19, untuk memproduksi Double L dengan mengubah gudang sekolah menjadi pabriknya. Kepada polisi, pelaku mengaku sudah 5 tahun bekerja sebagai penjaga di sekolah tersebut. Sedangkan aktivitas meracik Double L sudah berlangsung satu bulan terakhir.
"Pelaku ini bekerja sebagai penjaga sekolah, selama ini memanfaatkan situasi Covid-19 untuk memproduksi pil Double L. Seperti kita ketahui, pihak sekolah meniadakan aktifitas belajar mengajar di sekolah," terangnya.
Lanjutnya, untuk alat dan bahan baku memproduksi pil koplo jenis double L didatangkan pelaku dari Jakarta pada Bulan Oktober lalu. Semua perlengkapan tersebut didapatkan dari seorang pria berinisial SP, yang kini masih jadi buronan polisi.
"Ada sejumlah alat dan bahan yang kita amankan. Pengakuannya didapatkan dari temannya di Jakarta," bebernya.
Kendati sudah berhasil meracik ribuan pil Double L, namun pelaku mengaku belum sempat mengedarkannya dan kedahuluan keciduk oleh polisi.
"Pengakuannya sih belum pernah menjualnya. Baru sampai membuat, dan keciduk kami. Dalam sehari, pelaku bisa membuat sekitar 300 butir Double L, " ucapnya.