Dalam profil LinkedIn, Dail bekerja sebagai insinyur antarmuka pengguna Facebook di Seattle.
Timothy Aveni, seorang insinyur perangkat lunak junior di tim Facebook yang didedikasikan untuk memerangi informasi yang salah, juga mengumumkan pengunduran dirinya sebagai protes atas keputusan itu.
"Mark [Zuckerberg] selalu memberi tahu kami bahwa ia akan memberikan perhatian pada pidato yang menyerukan kekerasan. Dia menunjukkan pada kita pada hari Jumat (29/5/2020) bahwa ini bohong. Facebook akan terus menggerakkan tiang gawang setiap kali Trump meningkat, mencari alasan demi alasan untuk tidak bertindak," tulisnya dalam posting Facebook.
Sehari setelah pengunduran diri tersebut, pada Selasa (2/6/2020) CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan kepada karyawan bahwa ia mendukung keputusannya untuk tidak bertindak atas postingan Trump.
Namun Zuckerberg menolak memberikan alasan atas keputusan tersebut.
Zuckerberg mengatakan kepada karyawan dalam sebuah obrolan video bahwa Facebook telah melakukan tinjauan menyeluruh dan benar untuk membiarkan posting tersebut, kata seorang juru bicara perusahaan, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Jubir tersebut mengatakan Zuckerberg juga mengakui keputusan itu telah mengecewakan banyak karyawan dan mengatakan perusahaan sedang mencari opsi "non-biner" selain tidak menghiraukan postingan tersebut atau menghapusnya.
Berlawanan dengan Facebook, Twitter dengan tegas memasang label peringatan untuk tweet Trump tentang protes luas atas kematian George Floyd di Minnesota, termasuk frasa "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai" pada Jumat (29/5/2020) lalu.