Wujud Penguatan Literasi Digital dan Konten Berkualitas, Diskominfo Staper Gelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas KIM

DIKSI.CO, KUTIM – Dinas Komunikasi Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfo Staper) Kutai Timur (Kutim) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kualitas informasi publik melalui penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).
Kegiatan tersebut berlangsung di ruang rapat utama Diskominfo Staper, Bukit Pelangi Sangatta Utara, pada Kamis (20/11/2025), dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai KIM yang tersebar di wilayah Kutim.
Pelatihan ini mengusung tema “Peran KIM dalam Menghasilkan Konten yang Kreatif, Informatif, dan Berkualitas”, yang dipandang sangat relevan dengan tantangan era digital saat ini.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Kepala Diskominfo Staper yang diwakili oleh Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Lisa Komentin.
Dalam sambutannya, Lisa menegaskan bahwa keberadaan KIM menjadi bagian penting dalam ekosistem informasi publik, terlebih di tengah perkembangan teknologi komunikasi yang bergerak sangat cepat.
Menurutnya, KIM tidak hanya menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam menyampaikan informasi, tetapi juga berperan sebagai penyaring, pengawas, sekaligus produsen informasi yang edukatif bagi masyarakat.
“Pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk memberikan pemahaman sekaligus meningkatkan kemampuan KIM dalam menyampaikan informasi yang akurat, kreatif, dan sesuai kaidah jurnalistik, termasuk dalam pengelolaan media sosial. Ini adalah komitmen bersama untuk memperkuat KIM sebagai jembatan informasi antara pemerintah dan masyarakat,” ujarnya.
Penguatan Literasi Digital di Era Informasi Cepat
Lisa menjelaskan bahwa di tengah derasnya arus informasi, setiap anggota KIM dituntut memiliki kecakapan digital serta literasi media yang baik.
Hal tersebut tidak hanya untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan tepat sasaran, tetapi juga untuk meminimalkan potensi penyebaran informasi menyesatkan atau hoaks.
“Di era digital yang berkembang sangat cepat, kemampuan mengelola informasi secara tepat, cepat, dan menarik menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Karena itu materi yang kami siapkan hari ini dirancang untuk menjawab kebutuhan tersebut,” tambahnya.
Pengelolaan media sosial yang baik, kata Lisa, kini menjadi keahlian wajib bagi anggota KIM.
Media sosial sudah menjadi kanal informasi utama masyarakat, sehingga penyampaian pesan publik harus dilakukan secara terstruktur, kreatif, dan bertanggung jawab.
Ia berharap pelatihan ini dapat meningkatkan sensitivitas peserta terhadap etika informasi, akurasi data, hingga kemampuan memproduksi konten yang menarik minat publik tanpa mengorbankan kualitas.
Narasumber Berkompeten, Materi Lengkap
Pelatihan kali ini menghadirkan dua narasumber yang berpengalaman di bidangnya, yakni penggiat media sosial dan jurnalis dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kutim.
Materi yang dibawakan mencakup berbagai aspek penting seperti teknik pengambilan gambar dan video, penyusunan naskah berita, cara membangun engagement di media sosial, hingga strategi mengoptimalkan platform digital untuk penyampaian informasi publik.
Peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi pelatihan.
Diskusi berjalan aktif, terutama ketika narasumber menjelaskan teknik menangkal hoaks, penggunaan data akurat, serta cara memastikan bahwa setiap konten yang diproduksi tetap dalam koridor etika dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain materi teknis, narasumber juga membagikan pengalaman langsung saat berhadapan dengan dinamika penyebaran informasi serta tantangan menjalankan tugas jurnalistik di lapangan.
Pendekatan praktis ini membantu peserta memahami situasi nyata sekaligus menambah wawasan terkait bagaimana seharusnya peran KIM dijalankan.
KIM sebagai Mitra Pemerintah dan Penggerak Masyarakat
Diskominfo Staper memandang investasi pengetahuan bagi KIM merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
KIM memiliki posisi strategis, khususnya dalam membantu menyebarkan informasi pembangunan daerah, layanan publik, kebijakan pemerintah, hingga program-program prioritas yang harus diketahui masyarakat luas.
Dengan kemampuan yang terus diperkuat, KIM diharapkan dapat menjadi mitra pemerintah yang efektif dalam menghadirkan informasi positif, menyeimbangkan wacana publik, mengedukasi masyarakat, serta mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan daerah.
“Terima kasih atas partisipasi seluruh peserta. Semoga setelah mengikuti pelatihan ini, anggota KIM mampu menghasilkan informasi yang tidak hanya cepat, tetapi juga akurat, berimbang, dan sesuai dengan kaidah jurnalistik,” tutur Lisa mengakhiri sambutannya.
Diskominfo Staper menegaskan bahwa pelatihan seperti ini akan terus dilakukan secara berkala.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan dalam membangun ekosistem informasi daerah yang sehat, berintegritas, dan memberdayakan masyarakat.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, diharapkan KIM Kutim semakin siap menghadapi tantangan digital dan mampu berperan maksimal sebagai agen perubahan dalam bidang informasi. (adv)