Pekerja saat itu telah memasang pagar pembatas dengan beberapa batang kayu sebelum adanya peristiwa itu.
Hanya saja, jarak antar kayu sekitar 50 sentimeter. Di samping kondisi jembatan alternatif berbahan kayu jika hujan sering licin.
Mengenai hal itu, Edwin mengaku telah berkoordinasi dengan instansi terkait, dan menekankan agar pihak pekerja harus memasang pagar pembatas yang kokoh untuk jalan alternatif yang dilalui, ditambah lagi lampu penerangan hingga spanduk peringatan bagi pengendara.
"Lampu penerangan ini sangat diperlukan, khususnya saat pengendara melintas pada malam hari," jelasnya.
Selain itu, dikatakan dia, saat pengerjaan proyek, semestinya Jembatan Puteri Paser ditutup total, tak ada akses alternatif.
Namun karena tidak ingin menyulitkan warga jika hendak ke Sungai Tuak atau sebaliknya, akhirnya disediakan atau dibuatkan jalur alternatif.
"Sebenarnya tidak ada anggarannya untuk jalan alternatif tersebut karena memang harusnya ditutup dan tak ada warga yang melintas," pungkasnya. (Adv)