"Upaya ini juga dihubungkan dengan proyek IKN (Investasi Kualitas Tinggi), yang diharapkan menjadi pameran dari upaya pelestarian lingkungan,"jelasnya.
Selain manfaat bagi ekosistem, rehabilitasi mangrove diharapkan memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat. Secara khusus, mangrove di Kalimantan Timur memiliki potensi sebagai tempat pemijahan ikan, terutama kepiting yang merupakan kebanggaan daerah tersebut.
Manfaat lain yang diungkapkan adalah kemampuan mangrove menyimpan karbon 5 hingga 8 kali lipat lebih tinggi daripada daerah darat.
Melihat kondisi mangrove di Kaltim secara keseluruhan, Ia menyebut bahwa luas mangrove mencapai sekitar 179.000 hektar, baik yang masih bagus maupun bekas mangrove. Namun, tidak hanya aspek lingkungan yang dibahas, tetapi juga potensi ekonomisnya.
Beberapa masyarakat dan kelompok tani di Kaltim telah berhasil mengolah mangrove menjadi produk seperti dodol, sirup, dan lainnya.
Pelaksanaan penanaman serentak ini tidak hanya terjadi di Kaltim.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, memimpin acara serupa di Cianjur, Jawa Barat, sementara Kepala BRGM, Hartono, memimpin di Desa Lukit, Pulau Padang, Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.
Hartono menekankan pentingnya pengelolaan lahan basah dengan bijak, mengutip bahwa lahan basah, termasuk gambut dan mangrove, memiliki manfaat besar.