Sabtu, 23 November 2024

Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Pemakaman di Bontang Mulai Didatangi para Peziarah

Koresponden:
Irwan Wahidin
Selasa, 21 April 2020 10:12

Pengunjung pemakaman membeli bunga ke penjual./Diksi.co

DIKSI.CO BONTANG- Bermacam-macam kegiatan yang sudah menjadi tradisi umat muslim di Indonesia dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan, salah satunya yakni tradisi ziarah kubur ke makam keluarga atau biasa disebut nyekar.

Tak heran jika setiap menjelang bulan puasa, tempat-tempat pemakaman muslim dibanjiri oleh warga yang hendak menyekar.

Di Bontang, sebagian masyarakat juga ada yang melakukan praktik nyekar. Seperti di salah satu pemakaman yang terletak di daerah Pisangan, Kelurahan Satimpo Bontang. Tampak ada beberapa warga yang menabur bunga dan berdoa di makam.

Terdapat sekitar 5 mobil keluarga dan beberapa motor terparkir di halaman pemakaman. Sedang dari depan gerbang jalan masuk pemakaman pun sudah terlihat 4 sampai 5 meja pedagang yang menjual bunga dan air.

"Kalau saya sudah jualan di sini tiap hari, dari pagi sampai sore, cuma baru hari ini ramai. Ya mungkin karena mau dekat puasa kan," ujar salah seorang pedagang, Selasa (21/4/2020).

Mereka menjual bunga kamboja dan melati seharga Rp 5.000 per kreseknya. Penjual yang tidak mau disebutkan namanya itu mengaku, kegiatan nyekar memang sudah menjadi tradisi di pemakaman tersebut tiap tahunnya.

"Lumayan lah ada 15 sampai 20 kresek terjual, kalau hari biasa cuma 5 aja paling banyak, mungkin nanti hari Kamis baru ramai lagi," sebutnya.

Sementara itu, pemakaman muslim di Kelurahan Bontang Kuala yang juga ditelusuri, hingga sore hari masih terlihat tidak terlalu padat peziarah. Hanya ada 3 motor yang berada di parkiran pemakaman.

Sebagai informasi, dalam tradisi nyekar biasanya dilakukan pembersihan makam dan pembacaan doa atau bagian dari surat Al-Quran.

Tradisi tersebut muncul dari umat Islam yang ingin masuk bulan Ramadan dalam keadaan bersih. Mereka ingin segala kesalahan dan kekeliruan baik yang dilakukan, baik sengaja maupun tidak, bisa dimaafkan oleh teman, saudara atau seluruh keluarga agar bisa menjalani puasa dengan lancar, tenang dan tulus.

Menanggapi hal itu, Kasi Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Bontang Ali Mustofa tidak melarang keras bagi mereka yang ingin melaksanakan nyekar. Namun, tentu dengan menjalankan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan pemerintah.

"Asalkan tidak banyak orang, yang penting jaga jarak dan pakai masker. Kalau mereka bisa jaga diri baik-baik, kami tidak larang betul. Waspada saja dan tidak berkerumun," ujarnya.

Di samping itu, mengingat Bontang masih dalam keadaan waspada terhadap kasus corona virus disease (Covid-19), ia lebih menyarankan kepada warga untuk tidak mendatangi makam dan cukup mendoakan mayit di rumah saja.

"Saran saya lebih baik dibacakan di rumah saja, karena kalau ke kuburan apalagi beramai-ramai itu beresiko bertemu orang banyak. Tidak semua warga ke kuburan, cuma ini belum banyak, belum tau nanti kan mungkin masih ada yang ziarah lagi," katanya (tim redaksi Diksi)

Saefuddin Zuhri/Diksi.co

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews