Sabtu, 23 November 2024

Tindaklanjuti Persoalan Parkir Truk, Andi Harun Minta Pertamina Alihkan Suplai Solar Subsidi ke SPBU Pinggiran Kota

Koresponden:
Achmad Tirta Wahyuda
Rabu, 13 Oktober 2021 7:15

Andi Harun, Wali Kota Samarinda saat diwawancara awak media/ Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Antrean truk di bahu jalan membuat resah warga. Pasalnya, akibat perilaku para sopir truk kerap menjadi penyebab kecelakaan. Terbaru, satu orang meninggal dunia setelah menabrak belakang truk yang terparkir di Jalan Ir. Sutami beberapa lalu.

Menanggapi persoalan ini, Pemerintah Kota Samarinda bergerak cepat menindaklanjuti persoalan ini. Pemkot langsung memanggil pihak PT Pertamina Patra Niaga Samarinda pada, Senin 11 Oktober yang lalu untuk meminta penjelasan terkait penyebab menjamurnya parkir truk, khususnya di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Dikonfirmasi awak media, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menduga biang kerok antrean panjang truk di SPBU di Kota Tepian adalah pengklasifikasian harga subsidi dan non subsidi bahan bakar solar.

Menurut Andi Harun, persoalan antrean truk di SPBU hingga membuntut ke badan jalan membuat masyarakat jengah. Tak sedikit peristiwa kecelakaan terjadi akibat posisi parkir truk yang melebar badan jalan. 

"Antrean truk itu harus dihentikan karena sudah menimbulkan korban nyawa. Dan diduga biang kerok masalahnya adalah Pertamina," ujar Andi Harun kepada awak media.

Akan hal tersebut, orang nomor satu di Samarinda itu menyatakan siap mempertahankan argumentasinya melalui seminar dan diskusi terbuka kepada pihak manapun. Termasuk dengan PT Pertamina sendiri.

"Aku siap seminar diskusi terbuka dengan siapapun soal ini," katanya.

Andi Harun melanjutkan, dalam pertemuan khusus itu dipaparkan PT Pertamina Patra Niaga yang merupakan anak usaha dari PT Pertamina, penyebab terjadinya antrean truk panjang lantaran masih adanya harga solar yang subsidi dan non subsidi. 

"Sehingga para supir truk menyerbu SPBU untuk mendapatkan solar subsidi karena harganya yang lebih murah. Harus ada langkah solutif dari pihak Pertamina," tegasnya.

"Pemerintah kota tidak punya kewenangan untuk mencabut subsidi. Atau membuat semua solar bersubsidi. Tidak fair kalau pemkot yang diharapkan menertibkan truk itu, sementara penyebab utamanya tidak selesai," sambungnya.

Andi Harun menegaskan, solusi atas permasalahan antrean panjang truk hingga ke badan jalan sepenuhnya berada di pihak Pertamina. Menurutnya, pengklasifikasian subsidi dan non subsidi bahan bakar solar tidak disertai pengawasan yang baik di lapangan, sehingga segala jenis truk yang notabene bukan masyarakat juga ikut mengantre.

Dikonfirmasi terpisah, Fuel Terminal Manager PT Pertamina Patra Niaga Samarinda, Erik Imam Kasmianto mengatakan, seharusnya rekan-rekan pebisnis yang menggunakan solar subsidi bisa lebih bijak.

"Yang sering mengantre itu truk-truk pasir. Apalagi mungkin ada truk-truk batu bara juga. Harusnya teman-teman pelaku bisnis ini sadar. Bahwa subsidi bukan buat mereka," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.

Erik menambahkan, berdasarkan permintaan wali kota agar solar-solar subsidi disediakan di SPBU berada di ujung dari pusat Kota Tepian. Ia mengaku akan mengalihkan solar subsidi sementara.

"Bakal dialihan sementara," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews