"Saya tahunya dari sopir truk yang menerima muatan. Sudah sebulan katanya, dan kira-kira sudah sekitar 600 ton muatan yang diangkut," bebernya.
Dari pantauan dilapangan, galian baru tersebut memiliki luas sekira 20x10 meter dengan tumpukan batu bara yang tak sempat diangkut para pelaku dan dibiarkan begitu saja terpapar sinar matahari.
"Kemarin itu juga dapat infonya, batunya dijual ke salah satu Jetty di (Kecamatan) Sungai Kunjang," timpalnya.
Seperti sedang bermain petak umpet, para pelaku galian baru ini selalu melakukan aktivitas pada saat malam menjelang.
"Kerjanya malam. Terus truknya bejejer, mungkin sampai 20 unit yang mengantri itu," katanya.
Hingga pada akhirnya aktivitas yang meresahkan itu pun viral dan pemilik ekskavator menghilang, tanpa menunaikan janjinya kepada Arsad untuk menimbun ulang seluruh galian.
Arsad pun mengaku kesal dengan ulah penambang ilegal tersebut, lantaran kabur dengan membiarkan lubang menganga.
"Pas viral, saya di kebun. Baru hari ini pulang dari kebun terus ke sana, sudah ngga ada mereka. Kabur semua ekskavatornya. Parahnya malah dibiarkan lubangnya menganga lagi," kesalnya.
Selain itu, Arsad turut mengaku siap untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya apabila nantinya ada aparat yang hendak menindak para pelaku tambang ilegal tersebut.
"Saya akan sampaikan apa adanya kalau sampai nanti lubang ini disidak. Karena mereka dari awal yang nekat mau ngeruk," ucapnya.