"Sumber utama ulat berasal dari tanaman sungai di luar taman, perlu koordinasi yang baik dengan instansi terkait di luar wilayah taman," ujarnya.
Ia menyampaikan ketidakmengertian mereka terhadap jenis ulat bulu ini.
Serbuknya beterbangan, dan kekhawatiran akan dampaknya pada kesehatan masyarakat muncul.
"Belum jelas apakah partikel-partikel tersebut sudah mencapai pemukiman sekitar. Pertanyaan ini menyoroti kebutuhan akan penelitian lebih lanjut dan koordinasi dengan ahli lingkungan untuk mengevaluasi risiko kesehatan masyarakat," ucapnya.
Ia juga mencoba mencari solusi dengan berkoordinasi dengan dinas terkait, namun terkendala dalam menentukan instansi yang tepat untuk menangani masalah ini.
"Kami juga DLH Sebagai korban dari serangan ulat bulu, ia menginginkan respon cepat dan tindakan konkret dari pihak terkait," ungkapnya.
Upaya penyemprotan hama sudah dilakukan, namun kelanjutan dari penanganan masalah ini masih menjadi tanda. (*)