"Baik itu kekerasan secara fisik, mental, maupun seksual, korban kesulitan untuk melaporkan kekerasan yang mereka alami," imbuhnya.
Lanjut dia. "Kembali lagi pada faktor budaya, sehingga korban masih enggan untuk melapor, apalagi pelakunya lebih sering orang terdekat didalam keluarga," sambungnya.
Karena itu, peran dari masyarakat sangat penting dalam upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak untuk menguragni angka tersebut.
Kendati demikian, politisi dari fraksi PPP tersebut, meminta agar pemerintah kota (pemkot) Samarinda bersama OPD terkait gencar melakukan sosialisasi antisipasi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Peran dari pemkot melalui DKP3A Samarinda, dan masyarakat sangat penting dalam upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak, untuk menguragni angka tersebut," pungkasnya. (advertorial)