Sedangkan Kamarudin saat itu menjadi bulan-bulanan dari Adi dan Roni. Meski kedua pelaku ini memegang sajam jenis badik, namun mereka terlihat dalam rekonstruksi tak menggunakannya. Masing-masing Adi dan Roni saat itu terlihat mendaratkan dua kali bogem mentahnya telak ke wajah Kamarudin.
Aksi tersebut akhirnya berhenti saat seorang warga coba melerai kedua pelaku. Saat itu, Datu dari arah belakang langsung menghampiri Kamarudin dan mendahuluinya dari sisi kanan.
Ketika sejajar, parang Datu dengan cepat diayunkan dan mengenai langsung di bagian leher kiri Kamarudin yang tak lagi sempat menepisnya.
Kamarudin pun seketika tersungkur bermandikan darah hingga meregang nyawa dan para pelaku langsung melarikan diri.
"Rekonstruksi ini untuk memastikan kebenaran dari apa yang tertuang di dalam berita acara," ucap Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo kepada awak media usai gelaran rekonstruksi.
Rekonstruksi ini sendiri, kats Suko, dilakukan sebanyak 15 adegan, dari awal mula perselisihan antara kedua korban dan para pelaku, hingga terjadinya aksi pembunuhan tersebut.
Untuk lokasi pelaksaan rekonstruksi ini sendiri, lanjutnya, dengan terpaksa dilakukan di halaman Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Sungai Kunjang karena ada dua faktor yang tidak memungkinkan, jika rekonstruksi dilakukan dilokasi sebenarnya.
"Tujuannya untuk efektivitas. Pertama lokasi di tempat kejadian itu miring. Kedua, yakni untuk antisipasi keluarga korban yang selalu monitor (memantau) lokasi kejadian untuk mencari para pelaku ini," bebernya.